Rabu, 17 Mei 2017

Sang Biru

Bermula pada detik itu
Kala tatap kita berjumpa
Di bawah surya
Kau terjebak dalam lembah yang sama

Awalnya ku muak
Namun terelakkan semua
Hadirmu mengubahnya

Mereka bilang biru itu membuai
Mereka bilang biru itu merengkuh
Mereka bilang biru itu menenangkan
Mereka bilang biru itu bukan dirimu

Ku gelengkan kepala sekuatnya
Tak peduli apa kata mereka
Hati ini tahu kebenarannya
Kaulah sang biru sesungguhnya

Kita lalui hari bersama
Tawamu mewarnai semesta
Senyumanmu mengubah segala
Binar lensamu mencerahkan dunia

Ku meraung pada angin
Ku memohon pada embun
Ku melirih pada buih
Ku meratap pada purnama
Tolong jaga biru ku
'Tuk selamanya

Keyakinan ini
Terus ku agungi

Kerlip cantikmu
Bias sinarmu
Harum sukmamu
Bolehkah ku harap satu?
Tetaplah jadi biru ku

Mereka turut merasa
Bagaimana dirimu yang sebenarnya

Mereka pun meracau
Mereka ingin memujamu
Mereka ingin ketenanganmu

Ku patahkan asa itu
Karena mereka harus tahu
Kau hanya milikku

Egois?
Tidak, ini adil
Bahkan kau setuju

Hingga tiba sang petaka
Kau acuhkan segalanya

Bukankah sudah ku peringati!
Jangan dekati dia!
Dia mengaku sebagai siapa?
Yang dikirim Tuhan untuk menjaga?
Kau tahu semua nya dusta!

Dia merusak mu
Dia menyiksa mu

Dia merusak sang biru ku
Dia merobek jiwa ku
Dia mencabik rasa ku

Tangan ini berusaha
Meraba maestro indah nya

Mengapa biru ku terluka?

Terus ku rutukki diri ini
Betapa bodohnya

Aku kalah
Aku gagal
Biru ku ternoda

Maafkan aku

Siapa kah dirimu?
Mengapa masih mau memaklumi?

Cukup lah,
Ini membuatku semakin mabuk

Aku akhirnya tersadar
Sang biru memang begitu

Tapi ku tak bisa berdiam
Ku hadang sang petir
Ku hunuskan pedang

Tapi usai sudah
Semua nya terlambat

Jasadmu kaku
Badanmu terendam
Tungkaimu tergantung

Biru ku terkikis
Biru ku menangis
Biru ku dipaksa memuai

Aku tak mau kalah!
Hati ini mengharapkan mu
Jiwa ini menginginkan dekapmu
Raga ini mendesahkan namamu

Ku sebarkan pandangan
Nampak sisa mu di ujung ruang
Sebotol cinta
Bisakah?
Mampukah?

Ku tatapi bingkai indah wajahmu
Ku ratapi sisa jiwamu

Sisa cinta pun menyatu
Bagaimana rasanya?
Nyamankah?

Apa masih sakit?
Aku ingin kau berbagi
Jangan memaksa sendiri

Dekapan terakhir ini
Kecupan terakhir ini
Masih saja menggandrungi

Ah, ternyata kau masih ada
Sang biru ku masih ada

Kau balas
Kau genggam
Kau sadar
Kau tahu aku nyata

Sekarang istirahatlah, cinta

Ku ikhlaskan kau membias
Jadilah biru yang sempurna

Ku pinta satu
Ku mohon satu
Tunggulah aku

Akan segera berakhir
Akan segera selesai

Doakan aku
Semoga kelak menyusul mu

Apalah arti nya
Kala sang biru pudar
Aku kosong

Inilah intinya

Sampai bertemu nanti

Wahai sang biru.


Karya : Nuria Isna Asyar
Depok, 19 Mei 2016 - 09.23 WIB

Tidak ada komentar: