Bermula pada detik itu
Kala tatap kita berjumpa
Di bawah surya
Kau terjebak dalam lembah yang sama
Awalnya ku muak
Namun terelakkan semua
Hadirmu mengubahnya
Mereka bilang biru itu membuai
Mereka bilang biru itu merengkuh
Mereka bilang biru itu menenangkan
Mereka bilang biru itu bukan dirimu
Ku gelengkan kepala sekuatnya
Tak peduli apa kata mereka
Hati ini tahu kebenarannya
Kaulah sang biru sesungguhnya
Kita lalui hari bersama
Tawamu mewarnai semesta
Senyumanmu mengubah segala
Binar lensamu mencerahkan dunia
Ku meraung pada angin
Ku memohon pada embun
Ku melirih pada buih
Ku meratap pada purnama
Tolong jaga biru ku
'Tuk selamanya
Keyakinan ini
Terus ku agungi
Kerlip cantikmu
Bias sinarmu
Harum sukmamu
Bolehkah ku harap satu?
Tetaplah jadi biru ku
Mereka turut merasa
Bagaimana dirimu yang sebenarnya
Mereka pun meracau
Mereka ingin memujamu
Mereka ingin ketenanganmu
Ku patahkan asa itu
Karena mereka harus tahu
Kau hanya milikku
Egois?
Tidak, ini adil
Bahkan kau setuju
Hingga tiba sang petaka
Kau acuhkan segalanya
Bukankah sudah ku peringati!
Jangan dekati dia!
Dia mengaku sebagai siapa?
Yang dikirim Tuhan untuk menjaga?
Kau tahu semua nya dusta!
Dia merusak mu
Dia menyiksa mu
Dia merusak sang biru ku
Dia merobek jiwa ku
Dia mencabik rasa ku
Tangan ini berusaha
Meraba maestro indah nya
Mengapa biru ku terluka?
Terus ku rutukki diri ini
Betapa bodohnya
Aku kalah
Aku gagal
Biru ku ternoda
Maafkan aku
Siapa kah dirimu?
Mengapa masih mau memaklumi?
Cukup lah,
Ini membuatku semakin mabuk
Aku akhirnya tersadar
Sang biru memang begitu
Tapi ku tak bisa berdiam
Ku hadang sang petir
Ku hunuskan pedang
Tapi usai sudah
Semua nya terlambat
Jasadmu kaku
Badanmu terendam
Tungkaimu tergantung
Biru ku terkikis
Biru ku menangis
Biru ku dipaksa memuai
Aku tak mau kalah!
Hati ini mengharapkan mu
Jiwa ini menginginkan dekapmu
Raga ini mendesahkan namamu
Ku sebarkan pandangan
Nampak sisa mu di ujung ruang
Sebotol cinta
Bisakah?
Mampukah?
Ku tatapi bingkai indah wajahmu
Ku ratapi sisa jiwamu
Sisa cinta pun menyatu
Bagaimana rasanya?
Nyamankah?
Apa masih sakit?
Aku ingin kau berbagi
Jangan memaksa sendiri
Dekapan terakhir ini
Kecupan terakhir ini
Masih saja menggandrungi
Ah, ternyata kau masih ada
Sang biru ku masih ada
Kau balas
Kau genggam
Kau sadar
Kau tahu aku nyata
Sekarang istirahatlah, cinta
Ku ikhlaskan kau membias
Jadilah biru yang sempurna
Ku pinta satu
Ku mohon satu
Tunggulah aku
Akan segera berakhir
Akan segera selesai
Doakan aku
Semoga kelak menyusul mu
Apalah arti nya
Kala sang biru pudar
Aku kosong
Inilah intinya
Sampai bertemu nanti
Wahai sang biru.
Karya : Nuria Isna Asyar
Depok, 19 Mei 2016 - 09.23 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar