Indah..
Begitu indah..
Ku kerjapkan mata
Ku yakini diri
Ku kuatkan kalbu
Hamparan bunga matahari
Sambutan mentari
Bentangan pelangi
Turut menemani
Kau kah itu?
Ah, tentu
Sang penyempurna
Teruskan!
Iya, terus!
Jangan berhenti!
Ku mohon..
Sekarang beritahu!
Siapakah sang maestro,
di balik senyum itu?
Terukir sempurna
Terbingkai paras rupawan
Terwujud sebuah mahakarya
Dirimu.
Dengar..
Bahkan si kutilang pun setuju
Di atas rindang sana
Mereka turut menikmati
Keindahan surga dunia
Sekarang apa?
Aku?
Tidak.
Tidak akan pernah ada.
Hanya kaulah yang sempurna.
Kilatan pandang itu
Kemurnian tawa itu
Genggaman tangan itu
Hanya kau yang punya!
Kala itu..
Jemarimu bermain
Senyummu terukir
Tanganmu merengkuh
Hatimu berkata
Inilah cinta
Tapi, tamparan itu sakit
Sangat sakit
Seperti disetrum rasanya
Kenyataan tidak mengizinkan
Semesta tidak mendukung
Aku pun terbangun
Ah, Tuhan..
Pertanda apakah ini?
Sudahi lah semua
Ku mohon..
Tapi..
Syukur ku panjatkan
Terimakasih
Terimakasih banyak
Telah membawa dirinya
Telah memberiku, walaupun sedikit
Kenangan indah dengannya
Sampai bertemu di lain mimpi,
Wahai pemilik hati.
Karya : Nuria Isna Asyar
Depok, 17 Mei 2016 - 21.45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar