Minggu, 23 Oktober 2016

Koperasi ku Sayang, Koperasi ku Malang



Sebagai seorang mahasiswa, yang notabene adalah agent of change, sudah sepatutnya kita menunjukkan kepedulian akan lingkungan sekitar. Terkhususnya bagi kita, mahasiswa yang memutuskan untuk menghabiskan waktu yang tidak sebentar guna mempelajari segala sesuatu tentang ekonomi, sudah seharusnya kita mulai peduli akan segala sesuatu yang dapat memajukan perekonomian bangsa ini.

Koperasi. Satu kata penuh makna.

Mengapa koperasi? Karena koperasi adalah soko guru ekonomi atau penyokong ekonomi bangsa ini. Prinsip-prinsip yang diterapkan oleh koperasi sangatlah sesuai dengan kepribadian bangsa ini. Sebagai generasi muda yang tak melulu mau disebut sebagai generasi muda kebarat-baratan, maka sudah sepantasnya jika kita peduli akan keadaan bangsa ini. Menjadikan koperasi sebagai salah satu wadah penyimpanan uang dan berinvestasi tidaklah salah, karena pada dasarnya koperasi ada untuk itu semua.

Koperasi mulai berkembang di Indonesia semenjak puluhan tahun yang lalu lamanya, tapi apakah puluhan tahun perjalanan koperasi di tengah himpitan perekonomian Indonesia yang kian hari kian mengalami kenaik-turunan ini mampu terus berdiri kokoh? Mungkin saja di antara kalian bahkan ada yang tidak mengetahui siapa Bapak Koperasi Indonesia. Memang terdengar miris, tapi lebih baik sebelum semuanya terlambat, kita masih memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari dan mulai peduli dengan koperasi.

Koperasi ku Sayang, Koperasi ku Malang. Satu kalimat, yang cukup membuat diri ini berkaca ke para pejuang ekonom di abad sebelumnya. Kenapa harus malang dulu, jika ingin kita sayang?

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Keberadaan koperasi di Indonesia pun tidak semata-mata hanya untuk menambah deretan daftar Lembaga Keuangan Bukan Bank di Wikipedia atau buku paket pendukung kegiatan belajar pelajar dan mahasiswa Indonesia, koperasi ada untuk menyokong ekonomi kita. Namun pada kenyataannya, hanya segelintir nyawa yang peduli dengannya.


Mendirikan koperasi bukanlah hal yang mudah. Tidak banyak orang yang mau berinisiatif guna mendirikan koperasi dan memajukan kesejahteraan bersama. Bahkan pemerintah pun kini seolah-olah lebih peduli akan program kerja kementeriannya yang lain berkenaan dengan UMKM dibanding koperasi. Bukan salah pemerintah, dan bukan sepenuhnya salah masyarakat pula.

Untuk membangun sebuah koperasi yang sukses, diperlukan perjuangan yang sangat berat. Semuanya harus dimulai dari 0. Koperasi harus memiliki anggota-anggota yang loyal, sang pendiri koperasi harus berjuang mati-matian mencari siapa saja kira-kira rekan yang mau ikut andil dalam mengembangkan koperasi nya. Mungkin banyak orang kota yang berfikiran bahwa koperasi hanyalah sebuah lembaga yang tidak ada apa-apanya. Kalian hanya perlu menanamkan modal sepersekian rupiah, mengisi beberapa form data dan membayar iuran per periode tertentu guna kelancaran kegiatan operasional koperasi lalu bebas meminjam uang seenaknya. Pada kenyataannya, apakah benar sesimpel itu?

 
Kenyataan di era ini, berapa besar persentase koperasi menyumbang andil bagi PDB Indonesia? Berapa banyak koperasi yang ada di Indonesia saat ini? Apakah program-program kerja Kementerian Koperasi Republik Indonesia sudah terlaksana sepenuhnya? Apa Menteri Koperasi sudah memberikan aksi kerja nyata untuk masyarakat Indonesia?

Dikutip dari laman online www.suara.com “Kontribusi Koperasi Pada GDP Indonesia Baru 1,7 Persen”. Sebuah judul artikel yang cukup mencengangkan, karena fakta nya, kontribusi yang diberikan koperasi terhadap PDB Indonesia di tahun ini lebih kecil dibanding pada masa kemerdekaan 1945. Pada masa itu, koperasi menyumbang setidaknya 2,5% PDB Indonesia, sedangkan di tahun ini koperasi hanya mampu menyumbang 1,7% dari 100% PDB Indonesia.

Setelah 71 tahun merdeka, mengapa justru andil koperasi bagi PDB Indonesia malah semakin menurun, dibanding era kemerdekaan dahulu?

Pendiri Usaha Kecil Menengah (UKM) Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Nining Soesilo mengatakan "Jadi setelah lebih dari 70 tahun merdeka, kontribusi koperasi bukannya meningkat, tetapi justru menurun bagi perekonomian nasional,"

Kondisi ini tak lepas dari tidak sehatnya kondisi gerakan koperasi di Indonesia. Meskipun memiliki 209 ribu koperasi yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, hanya 30 persen yang masih dibilang aktif. Sisanya 70 persen sudah tidak aktif lagi.

Sebelumnya, dalam peringatan Hari Koperasi Nasional ke-69, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga berjanji akan membenahi koperasi di Indonesia. Puspayoga mengatakan, koperasi di Indonesia harus bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu koperasi harus berubah menjadi lebih modern dengan mengikuti perkembangan teknologi.

Menanggapi kalimat yang dituturkan oleh Bapak Menteri di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah pun turut sedang berusaha mengembangkan perkoperasian di Indonesia. Seperti yang beliau ungkapkan, koperasi di Indonesia harus bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman dengan memajukan teknologi yang ada.

Bukan berarti, hanya pemerintah saja yang harus terus-terusan berjuang mengusahakan perkembangan dan pertumbuhan koperasi di Indonesia ke depannya. Sebagai masyarakat yang cerdas dan peduli akan bangsanya, kita juga harus turut membantu pemerintah dalam merealisasikan janjinya.

Mari bersama-sama kita mulai peduli akan koperasi dan perekonomian Indonesia dimulai dari dini!



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar: