Pengertian Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen
dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem
berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set
entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa
dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta
memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara
merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi
yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan
sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Ada banyak pendapat tentang
pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut
pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
· Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat,
benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
·
Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan
dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan
lainnya.
·
Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari
bagian-bagian yang saling berhubungan, yang secara bersama mencapai
tujuan-tujuan yang sama.
·
Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah seperangkat
elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan
pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan
mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan
informasi dan/atau energi dan/atau barang.
·
Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.
Sistem mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1. Setiap
sistem mempunyai tujuan.
2. Setiap sistem
mempunyai batas, akan tetapi sistem itu bersifat terbuka, dalam arti
berinteraksi dengan lingkungannya.
3. Setiap suatu
sistem terdiri dari beberapa sub sistem yang biasa pula disebut bagian, unsur
atau komponen.
4. Sistem tidak
hanya sekedar sekumpulan dari bagian atau unsur melainkan juga merupakan suatu
kebulatan yang utuh dan padu atau mempunyai “wholisme” (keterpaduan).
5. Terdapat
saling hubungan dan saling ketergantungan baik dalam sistem (internal) maupun
antara sistem dengan lingkungannya (eksternal).
Pada prinsipnya, setiap sistem selalui terdiri atas empat elemen:
- Objek, yang dapat berkiupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
- Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
- Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
- Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
1. Tujuan
Setiap sistem
memiliki tujuan, entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang
menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak
terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem
yang lain berbeda.
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang
masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan
dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak
tampak.
3. Proses
Proses
merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa
pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah.
Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan.
Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan
laporan, dan sebagainya.
5. Batas
Yang disebut
batas (boundary) sistem adalah
pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem
menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh,
tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.
Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan
pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat
dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai
contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi
keterbatasan dana.
6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme
pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik
(feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk
mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar
sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh
terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu
sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan
supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang
menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap
kelangsungan hidup sistem.
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:
· Atas dasar
keterbukaan:
o
Sistem terbuka, di mana pihak luar dapat
mempengaruhinya.
o
Sistem tertutup.
· Atas dasar
komponen:
o
Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi.
o
Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.
Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi adalah
suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi
terdiri atas unsure manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek
dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi.
Perangkat kelembagaan dimaksudkan meliputi lembaga-lembaga ekonomi formal
maupun informal, cara kerja, mekanisme hubungan, hukum atau peraturan
perekonomian serta kaidah atau norma lain yang dipilih atau diterima oleh
masyarakat.
Dari ke-empat faktor tersebut, timbul lah berbagai
macam sistem ekonomi, diantaranya:
1. Sistem
Ekonomi Tradisional
Sistem
ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan ekonomi
dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun dengan
mengandalkan faktor produksi apa adanya.
2. Sistem
Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis)
Sistem ekonomi terpusat adalah
sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan paling penting atau dominan
dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui
pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota
masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC, dan
negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).
3. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis)
Sistem
ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang
seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa
campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar
lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut
laissez-faire.
Negara-negara
yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis,
Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem
ekonomi liberal pada tahun 1950-an.
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran yaitu suatu
sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada
masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi disisi lain
pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan menghindari
penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya
ekonomi.
5. Sistem Ekonomi Pancasila
Sistem ekonomi yang dianut negara
Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila adalah
salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, yang di dalamnya
terkandung makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan
berdasarkan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Sistem Politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif
atau pendekatan sistem melihat
keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif
terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap di antara
elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa
dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang
ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau
institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara
sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan
partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu
sistem politik. Dengan mengubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat
sebagai kebudayaan politik,
lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Adapun ciri-ciri Sistem Politik menurut
Almond, adalah:
· Semua struktur politik memiliki spesialisasi, baik
pada masyarakat primitif maupun modern dalam melaksanakan banyak fungsi
·
Semua sistem politik yang sederhana sekalipun dengan
memiliki kebudayaan politik. Masyarakat yang sederhana pun mempunyai tipe
struktur politik yang terdapat dalam masyarakat.
· Semua sistem politik menjalankan fungsi yang sama,
namun memiliki perbedaan pada tingkatan yang berbeda-beda, yang ditimbulkan
karena perbedaan struktur.
Menurut Samuel P.Huntingon komponen
sistem politik meliputi:
· Kultur, yaitu nilai-nilai, sikap, orientasi, mitos dan
kepercayaan yang relevan terhadap politik yang berpenagruh terhadap masyarakat.
· Struktur, yaitu organisasi formal dalam masyarakat
yang digunakan untuk menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang.
·
Kelompok, yaitu bentuk-bentk social dan ekonomi, baik
formal maupun nonformal, yang berpartisipasi dalam mengajukan tuntutan-tuntutan
terhadap struktur politik.
·
Kepemimpinan, yaitu individu dalam lembaga-lembaga
politik dan kelompok-kelompok politik yang menjalankan pengaruh lebih daripada
yang lainnya dalam memberikan alokasi nilai-nilai.
· Kebijakan, yaitu pola-pola kegiatan pemerintahan yang
secara sadar terbentuk untuk mempengaruhi distribusi keuntungan dalam
masyarakat.
Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital
adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi
dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi
pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan
intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan
secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Kapitalisme
adalah istilah yang dipakai
untuk menamai sistem ekonomi yang mendominasi dunia Barat sejak runtuhnya
feodalisme pada abad ke-16 (Dillard, 1987). Milton H. Spencer dalam bukunya,
Contemporary Macro Economics (1977), mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah
organisasi ekonomi yang dicirikan oleh kepemilikan individu atas alat-alat
produksi dan distribusi serta pemanfaatan kepemilikan individu itu untuk
memperoleh laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif (Winardi, 1990).
Enstein (1990) menyebut kapitalisme
sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian.
Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan
individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan
liberalisme dalam ekonomi.
Menurut Ayn
Rand (1970), kapitalisme adalah "a social system based on the recognition of
individual rights, including property rights, in which all property is
privately owned". (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan
atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik
privat).
Ide-ide pokok
yang dikembangkan oleh ideologi kapitalisme:
1)
Pemilik modal
lebih utama daripada kaum pekerja
2)
Motivasi utama
berproduksi adalah untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya
3)
Unsur material
serta faktor-faktor produksi berada pada swasta
4)
Perekonomian harus
dijalankan secara liberal dan tidak mengenal proteksi
5)
Untuk kemajuan
ekonomi harus ada kompetisi dan mengikuti logika pasar
Adapun ciri-ciri pokok ideologi ini sebagai
berikut:
1)
Tidak
dapat tumbuh dan berkembang tanpa riba dan monopoli;
2)
Penimbunan
kekayaan di tangan pemilik modal dan penyusutan secara relatif pemilikan
oleh kaum pekerja;
3)
Menimbulkan
kolonialisme dengan apapun bentuknya;
4)
Keuntungan
berlipat ganda dan tidak efisien sehingga melahirkan kesenjangan sosial sosial;
5)
Materialisme,
atheisme, dan sekularisme yang menolak agama;
6)
Sangat
menekankan hak milik pribadi dan menolak prinsip “sama rata sama rasa”
Sejarah
Kapitalisme
Kapitalisme
muncul di Eropa pada abad ke-16. Kapitalisme muncul dari paham feodalisme di
Eropa. Kapitalisme di Eropa muncul dari pemikiran kaum ilmiah yang pada awalnya
berfikir untuk mensejahterakan kaum buruh. Sejarah kapitalisme melewati tiga
fase dimulai dari Kapitalisme Awal (1500-1750), Kapitalisme Klasik, Kapitalisme
Lanjut.
Cakupan
Kapitalisme
Kapitalisme awalnya mungkin banyak dilihat sebagai
cara pengaturan ekonomi dengan melibatkan ekspansi secara berangsur-angsur ke
luar wilayah dalam jaringan pertukaran barang. Namun, kapitalisme sebenarnya
memiliki cakupan yang lebih dari itu, hal ini dikarenakan ekspansi kapitalisme
tidak hanya dianggap sebagai taktik pasar, melainkan juga merupakan kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah dengan cakupan tidak hanya pada aktifitas
ekonomi saja, namun juga di bidang sosial dan politik.
Keterkaitan
dengan Ideologi Lain
Keterkaitan
Kapitalisme dengan Liberalisme terlihat dalam perkembangannya yang sejalan.
Perbedaannya, Kapitalisme berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara
Liberalisme tidak semata didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat,
agama, dan kemanusiaan.
Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi
terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul
pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini
lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis
berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai
dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan
nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat
mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok
ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal
abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk
menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu
pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh
Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering
digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok,
tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum
buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20
berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang
dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada
hanya segelintir elite.
Sosialisme
sebagai Ideologi
Menurut penganut Marxisme, terutama
Friedrich Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal
sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa
pencerahan abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis de
Condorcet, Voltaire, Rousseau, Diderot, Abbé de Mably, dan Morelly,
mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas berbagai lapisan masyarakat di
Perancis.
Sosialisme
sebagai Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya
cukup sederhana. Berpijak pada konsep Karl Marx tentang penghapusan kepimilikan
hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status kepemilikan
swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan
masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan sebagainya.
Tokoh-tokoh
Sosialisme
·
Robert Owen (1881 – 1858)
Berasal dari
Inggris, merupakan tokoh pertama yang mengembangkan benih-benih pemikiran
sosialisme. Semasa hidupnya, Owen selalu memperhatikan nasib orang kecil/ buruh
pabrik.
Pemikirannya
tentang sosialisme dituangkan dalam buku berjudul “A View of Society, an Essay
on the Formation of human Character”. Dalam bukunya tersebut, ia menyatakan
bahwa lingkungan sosial berpengaruh pada pembentukan karakter manusia. Ia
berusaha mencari caranya dengan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
·
Karl Heinrich Marx (1818 –
1883)
Ia menciptakan
sosialisme yang didasarkan atas ilmu pengetahuan.
Dikenal sebagai teoritikus dan organisator gerakan sosialisme di Jerman. Ia mengembangkan sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah “Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar (kaum buruh).
Dikenal sebagai teoritikus dan organisator gerakan sosialisme di Jerman. Ia mengembangkan sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah “Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar (kaum buruh).
Sosialisme
pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi. Paham
sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikan sebagai
salah satu senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Di negara-negara
Asia – Afrika, banyak pemimpin yang tertarik dengan ajaran sosialisme.
Persaingan
Terkendali
Kompetisi untuk memperbaiki taraf
kehidupan, baik antarindividu maupun antarbadan-usaha, pemerintah tidak
membatasi pilihan seseorang untuk memasuki bidang pendidikan/keahlian yang
diminatinya. Pemerintah turut mengatur penyediaan bidang pendidikan/ keahlian,
berdasarkan proyeksi kebutuhan. Jadi, tidak sepenuhnya dilepas kepada pihak
swasta.
Pemerintah juga mengendalikannya
dengan membaca prioritas-prioritas bidang usaha, termasuk juga prioritas lokasi
usaha. Dalam hal penerimaan imbalan atas prestasi kerja, juga sangat terbuka
peluang bagi setiap pekerja/pemodal untuk mendapatkan imbalan melebihi sekedar
kebutuhannya. Justru pemerintah mengatur ketentuan upah minimum bagi pekerja,
agar memenuhi standar kebutuhan hidup minimum yang layak.
Kesimpulannya adalah, bahwa iklim
persaingan berekonomi dan kompetisi berbisnis di Indonesia bukanlah persaingan
yang bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana-terkendali.Untuk
mengetahui sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, maka perlu dianalisis
kandungan faktor-faktornya.
Sistem ekonomi Indonesia (sistem persaingan
terkendali);
· Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indoensia
mengakui kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD
45.
· Pengakuan terhadap kompetisi antar individu
dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan,
tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan, ketenagakerjaan, persaingan,
dan membuka prioritas usaha.
· Pengakuan terhadap penerimaan imbalan oleh
individu atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari keuntungan.
Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan.
·
Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah
juga bermain dalam perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis
untuk membantu meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu
permodalan.
Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem
ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini:
1. Pendekatan
faktual struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan
untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat
Keynesian.
Y = C + I + G + (X-M)
Y adalah
pendatan nasional.Berdasarkan humus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah
melalui variable G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan
oleh pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan oleh pemerintah. Pengukuran kadar
pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah secara sektoral terutama
dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis
dan harga untuk setiap sector usaha.
2. Pendekatan
sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke
waktu. Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah
terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme. Percobaan untuk
mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan
keterpurukan ekonomi hingga akhir tahun 1959. Percobaan untuk mengikuti
sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan
ekonomi hingga akhir tahun 1965.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar