Senin, 26 September 2016

Siapkah Koperasi Menghadapi Era Globalisasi?



Dewasa ini, 2016, permulaan dari gerbang menuju masa depan baru, Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA. Sehubungan dengan MEA itu sendiri, masyarakat Indonesia dituntut untuk mampu mengembangkan perekonomiannya sendiri. Salah satu pilihan yang tepat untuk menghadapi gencarnya serangan ekonomi luar negeri yang lambat laun akan memaksa Indonesia untuk terus maju dan berkembang, adalah dengan memajukan koperasi.

Apa itu Koperasi? Secara etimologis, koperasi berasal dari kata cooperative yang berarti usaha bersama. Sedangkan menurut Undang Undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Indonesia, koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-oang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Beralih sekilas dari koperasi, mari kita pelajari lebih jauh mengenai arti sebenarnya dari Globalisasi. Globalisasi diartikan dengan menyatukan dunia ke dalam suatu wadah tanpa batasan dan sekat. Sekat dan batasan tersebut nampak samar akibat kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, yang menyebabkan seluruh bangsa di dunia seakan-akan terikat dan berkontribusi untuk membentuk suatu tatanan dunia yang baru.
'
            Globalisasi perekonomian dunia telah memberikan dampak yang cukup signifikan, antara lain dengan munculnya beberapa istilah seperti perdagangan bebas, yang mengharuskan negara-negara di dunia turut berperan aktif dan memberikan andil dalam proses perekonomian internasional. Salah satu nya dengan menjalankan ekspor impor di negara nya masing-masing.


Satu pertanyaan yang timbul di benak, mampukah koperasi berdiri kokoh dan bertahan dalam menghadapi era globalisasi? Jawabannya akan kita temukan bersama.

Koperasi itu sendiri memiliki beberapa konsep, di antaranya ialah:
1.    Koperasi adalah badan usaha (business enterprise). Sebagai badan usaha, koperasi harus memperoleh laba, namun demikian laba bukanlah tujuan utama dalam koperasi.
2. Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi bukanlah kumpulan modal.
3.  Prinsip koperasi, Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip koperasi.
4. Koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat, maksudnya adalah bahwa Koperasi Indonesia didirikan selain untuk kepentingan anggota, juga untuk kepentingan masyarakat.
5.   Koperasi Indonesia berdasar atas asas kekeluargaan, maksudnya adalah bahwa semua keputusan yang diambil dalam koperasi didasarkan pada musyawarah untuk mufakat.

Dari konsep-konsep di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi mampu menyokong perekonomian Indonesia di tengah era globalisasi, karena selain koperasi merupakan suatu badan usaha yang akan menghasilkan laba untuk para anggotanya, koperasi juga didirikan untuk kepentingan masyarakat. Selain itu koperasi juga memberlakukan salah satu nilai utama rakyat Indonesia, yakni semua keputusan yang diambil dalam koperasi didasarkan pada musyawarah untuk mufakat.


Pembahasan selanjutnya ialah tentang hambatan/halangan yang dihadapi Koperasi di masa kini. Beberapa bulan lalu, tepatnya pada Juli 2016, sebuah situs media online mengunggah berita yang cukup mengejutkan, yakni mengenai persentase andil koperasi dalam PDB Indonesia.

Dikutip dari laman online www.suara.com “Kontribusi Koperasi Pada GDP Indonesia Baru 1,7 Persen”. Sebuah judul artikel yang cukup mencengangkan, karena fakta nya, kontribusi yang diberikan koperasi terhadap PDB Indonesia di tahun ini lebih kecil dibanding pada masa kemerdekaan 1945. Pada masa itu, koperasi menyumbang setidaknya 2,5% PDB Indonesia, sedangkan di tahun ini koperasi hanya mampu menyumbang 1,7% dari 100% PDB Indonesia.

Pendiri Usaha Kecil Menengah (UKM) Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Nining Soesilo mengatakan "Jadi setelah lebih dari 70 tahun merdeka, kontribusi koperasi bukannya meningkat, tetapi justru menurun bagi perekonomian nasional,"

Kondisi ini tak lepas dari tidak sehatnya kondisi gerakan koperasi di Indonesia. Meskipun memiliki 209 ribu koperasi yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, hanya 30 persen yang masih dibilang aktif. Sisanya 70 persen sudah tidak aktif lagi.

Sebelumnya, dalam peringatan Hari Koperasi Nasional ke-69, Selasa Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga berjanji akan membenahi koperasi di Indonesia. Puspayoga mengatakan, koperasi di Indonesia harus bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu koperasi harus berubah menjadi lebih modern dengan mengikuti perkembangan teknologi.

Mengingat era globalisasi saat ini, memang sudah sewajarnya pemerintah lebih memerhatikan dan meningkatkan perkembangan teknologi Indonesia guna menyokong tumbuh kembang ekonomi, khususnya dalam pembenahan koperasi.

Menteri Koperasi dan UKM berpendapat bahwa sesungguhnya ada tiga hal yang akan menjadi reformasi koperasi, yaitu:
1.      Rehabilitasi;
2.      Reorientasi; dan
3.      Pengembangan

Selain itu, menurut beliau reformasi koperasi juga merupakan bagian dari usaha pemerintah membangun ekonomi kerakyatan. Karena pada dasarnya, membangun koperasi pada akhirnya adalah sama dengan mendorong pengembangan UKM.

Namun seiring berjalannya waktu, koperasi masih harus dibenahi. Salah satu yang bisa dievaluasi ialah kinerja koperasi dilihat dari Sisi Perusahaan dan Pembangunan Koperasi.

Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orangorang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota. Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi.

Adapun masalah yang sering dihadapi oleh koperasi ialah permasalahan dalam pembangunan koperasi, yang terbagi atas dua macam yakni permasalahan internal dan eksternal.
·      Internal, antara lain kurangnya pemahaman anggota akan manfaat koperasi dan pengetahuan tentang kewajiban sebagai anggota. Harus ada sekelompok orang yang punya kepentingan ekonomi bersama yang bersedia bekerja sama dan mengadakan ikatan sosial. Dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi ke arah sasaran yang benar.
·      Eksternal, antara lain iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang jelas dan efektif untuk perjuangan koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.

            Beberapa ahli berpendapat bahwa faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia, kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi dan kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota.

Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia.

Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. 

Untuk keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait.
 

Kembali ke pertanyaan awal, siapkah koperasi menghadapi era globalisasi?
Jawabannya adalah ya, koperasi siap menghadapi era globalisasi, namun harus disertai dengan perhatian pemerintah, baik itu dalam hal kemajuan teknologi maupun kesiapan masyarakat dalam bersama-sama membangun kembali kejayaan Koperasi Nasional Indonesia yang kian bobrok.



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar: