Minggu, 01 Mei 2016

Industri Fashion Hijab Muslimah di Era Ekonomi Kreatif Indonesia



            Fashion dan wanita, dua kata yang takkan pernah bisa terpisahkan, karena pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa wanita adalah perwujudan hidup dari fashion yang ia kenakan. Lalu apa keterkaitan antara Fashion dan Muslimah? Mampukah industri ini merajai Ekonomi Kreatif Indonesia?

            Fashion adalah suatu sistem penanda dari perubahan budaya menurut suatu kelompok atau adat tertentu. Bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status, pekerjaan dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian yang sedang happening.
           Muslimah adalah sebutan untuk wanita muslim, lalu apa sebenarnya yang menjadi poin utama pembahasan Fashion Hijab Muslimah kali ini?     

         Muslimah dan fashion hijab, membuat sebuah komposisi yang sempurna. Penggunaan hijab adalah sebuah kewajiban mutlak bagi setiap orang yang mengaku terlahir dan hidup beragama Islam. 

Pada awal perkembangannya, hijab terlahir dari pengaruh politik, namun lambat laun berubah menjadi komoditas. Munculnya klasifikasi hijab, seperti hijab yang tertutup rapat, hijab lebar, atau pun hijab gaul, merupakan bukti intervensi kekuatan industri. Fenomena hijab yang episentrumnya di lingkungan kampus berkembang melalui komunitas kelas menengah kota yang aktif mengenalkan berbagai jenis hijab dengan desain inovatif dan modern. Hijab sebagai bagian gaya hidup muslimah telah merambah ke berbagai kelas sosial. Kondisi ini berbeda dengan dua dasawarsa lalu, di mana mengenakan hijab seolah melakukan tindak kriminal.

Penyesuaian gaya hidup modern dengan mempertahankan tradisi Islam telah menggerakkan roda bisnis busana muslim. Semakin banyak wanita muslim yang “terpanggil” kesadarannya untuk mengenakan hijab dalam aktivitas kesehariannya mendorong perkembangan   mode, bahan, dan corak hijab. Kini corak hijab kian beraneka ragam mulai dari yang polos hingga natural, bahkan mencolok. Begitu pula bahan yang digunakan mulai dari katun, kaus, sutera, chiffon dan sebagainya. Hijab di Indonesia berevolusi mulai dari simbol politik, kontroversi, hingga menjadi busana lazim yang kemudian bertransformasi menjadi bagian dari budaya populer Indonesia.

Beralih pada pembahasan industri ekonomi kreatif, Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) melaporkan pertumbuhan fashion Indonesia sepanjang 2015 merupakan yang terbesar kedua diantara bisnis kreatif di Tanah Air. Perkembangan ini membuat BEKraf tak ragu untuk memberikan dukungan penuh bagi setiap kegiatan yang positif bidang fashion.
 Gaung perkembangan fashion muslim pun belakangan ini memang kian marak terdengar. Fashion muslim terus melakukan transformasi dari gaya konservatif menjadi lebih kontemporer yang berjiwa muda.

Beragam faktor yang membuat fashion muslim terus berkembang. Dimulai dari munculnya banyak komunitas seperti Hijabers Community, Hijabers Mom, sampai diselenggarakannya beragam bazar, dan peragaan busana muslim.

Dampaknya kian terlihat. Jika dulu wanita berhijab lebih banyak wanita dewasa, saat ini hijab semakin dikenal dan digemari oleh wanita-wanita muda, bahkan remaja-remaja putri. Tentu karena promosinya yang mengatakan kalau berhijab pun bisa tetap terlihat modis. Apalagi, mereka dapat berkreasi membentuk variasi hijab yang mereka inginkan.

Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saidah, terdapat 20 juta penduduk Indonesia yang menggunakan hijab. Hal ini selaras dengan perkembangan industri fashion muslim tujuh persen setiap tahun.
Selain Kementerian Perindustrian yang bersuara, APPMI pun tak ingin kalah dalam menyuarakan pendapatnya mengenai tren fenomena fashion hijab di Indonesia. Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bermimpi dapat mengembangkan fashion muslim Indonesia tak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ke tingkat dunia.
"APPMI memulai kampanye industri busana muslim dengan route map 2015 busana muslim Indonesia sudah mampu menembus pasar ASEAN, 2020 mampu menembus pasar Asia, dan 2025 sudah menempuh pasar dunia," ujar ketua APPMI, Taruna K. Kusmayadi saat ditemui pada acara sosialisasi gelaran Indonsia Islamic Fashion Fair (IIFF) 2012.

Melihat fenomena fashion hijab yang terjadi di Indonesia semakin memantapkan kita untuk menjadi kiblat fashion muslim dunia. Berbagai negara di dunia telah menjadikan Indonesia sebagai kiblat gaya dalam berbusana muslim. Buktinya, beberapa waktu lalu Prapancha Research (PR) melakukan pantauan terhadap jejaring sosial dan dari analisis ditemukan bahwa Indonesia siap menjadi pusat mode busana muslim dunia.

Jika diumpamakan masyarakat yang mampu membeli pakaian di mal-mal besar adalah kelas menengah ke atas, maka pertumbuhan kaum menengah ke atas akan selaras dengan kemampuan daya beli mereka atas pakaian tersebut. Jika industri fashion muslim sudah dapat menyentuh target pasar mereka maka pertumbuhan tersebut pun akan selaras dengan perkembangan industri fashion muslim.

Namun, dalam perkembangannya,  fashion hijab muslim pun mendapati beberapa tantangan. Indonesia memiliki setidaknya lima tantangan dalam mengembangakan industri fashion-nya, yakni bahan baku, teknologi, kemampuan SDM, pemasaran, dan modal.

Tetapi Indonesia memiliki peluang besar untuk menggali potensinya di bidang kreativitas berbasis Islami, termasuk industri fashion muslim. Mayoritas penduduk Islam bisa dijadikan sebagai infrastruktur spiritual yang menjadi inspirasi atau jiwa utama dalam mengolah keindahan karya rancang fashion muslim. Peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia sangat terbuka. Akan tetapi, Indonesia harus mengawalinya dengan membentuk fondasi yang melibatkan seluruh potensi industri bukan hanya desainer dan pekerja kreatif namun juga para pebisnis, ahli manajemen, periklanan, perbankan, media hingga pekerja mikro.

Melihat perkembangan fashion hijab muslimah di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa ke depannya industri ini akan dapat terus bersaing di industri ekonomi kreatif Indonesia apabila semua pihak termasuk pemerintah dan pemilik usaha turut memberikan andil positif dalam prosesnya. Mari kita sama-sama wujudkan Indonesia sebagai Kiblat Fashion Muslim Dunia di tahun 2020 mendatang. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?



DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar: