Fashion dan wanita, dua kata yang takkan pernah bisa
terpisahkan, karena pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa wanita adalah perwujudan
hidup dari fashion yang ia kenakan. Lalu
apa keterkaitan antara Fashion dan Muslimah? Mampukah industri ini merajai Ekonomi Kreatif Indonesia?
Fashion
adalah suatu sistem penanda dari perubahan budaya menurut suatu kelompok
atau adat tertentu. Bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status, pekerjaan
dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian yang sedang happening.
Muslimah
adalah sebutan untuk wanita muslim, lalu apa sebenarnya yang menjadi poin utama
pembahasan Fashion Hijab Muslimah kali ini?
Muslimah
dan fashion hijab, membuat sebuah
komposisi yang sempurna. Penggunaan hijab adalah sebuah kewajiban mutlak bagi
setiap orang yang mengaku terlahir dan hidup beragama Islam.
Pada awal perkembangannya, hijab terlahir
dari pengaruh politik, namun lambat laun berubah menjadi komoditas. Munculnya
klasifikasi hijab, seperti hijab yang tertutup rapat, hijab lebar, atau pun hijab
gaul, merupakan bukti
intervensi kekuatan industri. Fenomena hijab yang episentrumnya di lingkungan
kampus berkembang melalui komunitas kelas menengah kota yang aktif mengenalkan
berbagai jenis hijab dengan desain inovatif dan modern. Hijab sebagai bagian
gaya hidup muslimah telah merambah ke berbagai kelas sosial. Kondisi ini
berbeda dengan dua dasawarsa lalu, di mana mengenakan hijab seolah melakukan
tindak kriminal.
Penyesuaian gaya hidup modern dengan
mempertahankan tradisi Islam telah menggerakkan roda bisnis busana muslim.
Semakin banyak wanita muslim yang “terpanggil” kesadarannya untuk mengenakan hijab
dalam aktivitas kesehariannya mendorong perkembangan mode, bahan,
dan corak hijab. Kini corak hijab kian beraneka ragam mulai dari yang polos
hingga natural, bahkan mencolok. Begitu pula bahan yang digunakan mulai dari
katun, kaus, sutera, chiffon dan sebagainya. Hijab di Indonesia
berevolusi mulai dari simbol politik, kontroversi, hingga menjadi busana lazim
yang kemudian bertransformasi menjadi bagian dari budaya populer Indonesia.
Beralih pada
pembahasan industri ekonomi kreatif, Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) melaporkan
pertumbuhan fashion Indonesia
sepanjang 2015 merupakan yang terbesar kedua diantara bisnis kreatif di Tanah
Air. Perkembangan ini membuat BEKraf tak ragu untuk memberikan dukungan penuh
bagi setiap kegiatan yang positif bidang fashion.
Gaung
perkembangan fashion muslim pun belakangan ini memang kian marak terdengar.
Fashion muslim terus melakukan transformasi dari gaya konservatif menjadi lebih
kontemporer yang berjiwa muda.
Beragam
faktor yang membuat fashion muslim terus berkembang. Dimulai dari munculnya
banyak komunitas seperti Hijabers
Community, Hijabers Mom, sampai
diselenggarakannya beragam bazar, dan peragaan busana muslim.
Dampaknya
kian terlihat. Jika dulu wanita berhijab lebih banyak wanita dewasa, saat ini
hijab semakin dikenal dan digemari oleh wanita-wanita muda, bahkan
remaja-remaja putri. Tentu karena promosinya yang mengatakan kalau berhijab pun
bisa tetap terlihat modis. Apalagi, mereka dapat berkreasi membentuk variasi
hijab yang mereka inginkan.
Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah
(IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saidah, terdapat 20 juta penduduk
Indonesia yang menggunakan hijab. Hal ini selaras dengan perkembangan industri
fashion muslim tujuh persen setiap tahun.
Selain Kementerian Perindustrian yang
bersuara, APPMI pun tak ingin kalah dalam menyuarakan pendapatnya mengenai tren
fenomena fashion hijab di Indonesia. Asosiasi
Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bermimpi dapat mengembangkan fashion
muslim Indonesia tak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ke tingkat dunia.
"APPMI memulai kampanye industri
busana muslim dengan route map 2015 busana muslim Indonesia sudah mampu
menembus pasar ASEAN, 2020 mampu menembus pasar Asia, dan 2025 sudah menempuh
pasar dunia," ujar ketua APPMI, Taruna K. Kusmayadi saat ditemui pada
acara sosialisasi gelaran Indonsia Islamic Fashion Fair (IIFF) 2012.
Melihat fenomena fashion hijab yang terjadi di Indonesia semakin memantapkan kita
untuk menjadi kiblat fashion muslim
dunia. Berbagai negara di dunia telah menjadikan Indonesia sebagai kiblat gaya
dalam berbusana muslim. Buktinya, beberapa waktu lalu Prapancha Research (PR)
melakukan pantauan terhadap jejaring sosial dan dari analisis ditemukan bahwa
Indonesia siap menjadi pusat mode busana muslim dunia.
Jika diumpamakan masyarakat yang mampu
membeli pakaian di mal-mal besar adalah kelas menengah ke atas, maka
pertumbuhan kaum menengah ke atas akan selaras dengan kemampuan daya beli
mereka atas pakaian tersebut. Jika industri fashion muslim sudah dapat
menyentuh target pasar mereka maka pertumbuhan tersebut pun akan selaras dengan
perkembangan industri fashion muslim.
Namun, dalam perkembangannya, fashion
hijab muslim pun mendapati beberapa tantangan. Indonesia memiliki setidaknya
lima tantangan dalam mengembangakan industri fashion-nya, yakni bahan baku, teknologi, kemampuan SDM, pemasaran,
dan modal.
Tetapi Indonesia
memiliki peluang besar untuk menggali potensinya di bidang kreativitas berbasis
Islami, termasuk industri fashion
muslim. Mayoritas penduduk Islam bisa dijadikan sebagai infrastruktur spiritual
yang menjadi inspirasi atau jiwa utama dalam mengolah keindahan karya rancang fashion muslim. Peluang untuk menjadikan
Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia sangat terbuka. Akan tetapi,
Indonesia harus mengawalinya dengan membentuk fondasi yang melibatkan seluruh
potensi industri bukan hanya desainer dan pekerja kreatif namun juga para
pebisnis, ahli manajemen, periklanan, perbankan, media hingga pekerja mikro.
Melihat perkembangan fashion hijab muslimah di Indonesia,
dapat disimpulkan bahwa ke depannya industri ini akan dapat terus bersaing di
industri ekonomi kreatif Indonesia apabila semua pihak termasuk pemerintah dan
pemilik usaha turut memberikan andil positif dalam prosesnya. Mari kita
sama-sama wujudkan Indonesia sebagai Kiblat Fashion
Muslim Dunia di tahun 2020 mendatang. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar