Halo teman-teman, aku mau cerita lagi nih. Sekarang tema ceritaku adalah "CITA - CITAKU". Dulu aku mempunyai cita-cita yaitu : Aku ingin manjadi dokter anak. Aku lebih yakin lagi bahwa cita-citaku dokter hasil dari tes IQ-ku yang berbakat di kedokteran.
Orang tuaku juga yakin bahwa cita-citaku pasti jadi dokter. Orang tuaku juga pernah bilang kalau kita jadi dokter kita akan mendapat pahala yang berlimpah karen jika kita menjadi dokter kita 'kan menolong orang lain.
Permintaanku selama ini hanya satu, yaitu : Biaya rumah sakit mudah-mudahan bisa terjangkau oleh orang miskin karena diluar sana masih banyak orang yang terlantar banyak berpenyakitan yang tidak punya biaya sehingga tidak bisa berobat.
Tetapi, mulai belakangan ini aku lebih senang mengerjakan buku matematika dibandingkan membaca buku kesehatan seperti dulu. Lalu, setelah beberapa saat aku berpikir sejenak. Dalam hatiku aku bertanya-tanya, "Apakah cita-citaku benar-benar menjadi dokter ? Kurasa tidak."
Mulai saat itu aku lebih yakin bahwa sebenarnya cita-citakuitu adalah profesor matematika. Orang tuaku sih pertamanya heran. Tapi, lama-lama aku pikir apa salahnya. ya kalau orang punya cita-cit apa saja. Benar'kan? Sampai sekarang teman-temanku masih menganggap cita-citakun aneh tapi unik.
Kata orang tuaku aku tidak boleh terlalu berharap. Karena kalau mau jadi orang sukses harus sabar & teguh pendirian. Aku harus bisa terus berusaha & berdo'a serta mendengarkan masukan orang lain.
Orang tuaku juga yakin bahwa cita-citaku pasti jadi dokter. Orang tuaku juga pernah bilang kalau kita jadi dokter kita akan mendapat pahala yang berlimpah karen jika kita menjadi dokter kita 'kan menolong orang lain.
Permintaanku selama ini hanya satu, yaitu : Biaya rumah sakit mudah-mudahan bisa terjangkau oleh orang miskin karena diluar sana masih banyak orang yang terlantar banyak berpenyakitan yang tidak punya biaya sehingga tidak bisa berobat.
Tetapi, mulai belakangan ini aku lebih senang mengerjakan buku matematika dibandingkan membaca buku kesehatan seperti dulu. Lalu, setelah beberapa saat aku berpikir sejenak. Dalam hatiku aku bertanya-tanya, "Apakah cita-citaku benar-benar menjadi dokter ? Kurasa tidak."
Mulai saat itu aku lebih yakin bahwa sebenarnya cita-citakuitu adalah profesor matematika. Orang tuaku sih pertamanya heran. Tapi, lama-lama aku pikir apa salahnya. ya kalau orang punya cita-cit apa saja. Benar'kan? Sampai sekarang teman-temanku masih menganggap cita-citakun aneh tapi unik.
Kata orang tuaku aku tidak boleh terlalu berharap. Karena kalau mau jadi orang sukses harus sabar & teguh pendirian. Aku harus bisa terus berusaha & berdo'a serta mendengarkan masukan orang lain.